Senin, 15 November 2010

Stop Bikin Iklan!


Saat Workshop Pekan Iklan di UGM dan jadi dosen tamu di periklanan ITKP, judul materi yang saya sampaikan adalah : STOP BIKIN IKLAN!
Kacang lupa kulit :), kata seorang CD yang dulu pernah jadi bos saya.
Mba Iim anti iklan, gitu kesimpulan sejumlah mahasiswa yang berani ngomong ke saya langsung waktu itu.
Hmm…bisa jadi. Tapi saya ngga sendiri.
Sebuah riset yang pernah dimuat di majalah SWA menyebutkan 52% konsumen di Indonesia membenci iklan. Riset kualitatif ini melibatkan lebih dari 2000 koresponden di seluruh Indonesia, orang kota orang desa, kaya miskin, berpendidikan tinggi ngga berpendidikan tinggi. lengkap lah pokoknya.

Saya menduga, sisa 48% nya dipenuhi oleh orang iklan, talent iklan, orang PH pembuat iklan, mahasiswa periklanan, pengamat iklan, klien yang produknya sedang diiklankan, owner perusahaan iklan, orang yang pingin jadi orang iklan dll.
Lho kok buntutnya ada iklan nya semua ya? hehhehehe.
Suka ngga suka, itulah realitas.
Semakin banyak orang yang ingin masuk ke industri periklanan mau pun mengiklankan produknya,namun pada saat yang bersamaan semakin banyak pula orang yang benci iklan.
Aduh bo capek deh, kata seorang teman yang sudah sekian tahun malang melintang di periklanan.
Emang, iklan itu bikin capek. Iklan itu memborbardir. Iklan itu menginterupsi kesenangan. Makanya STOP BIKIN IKLAN!
Bikinlah KOMUNIKASI.

Komunikasi bukan hanya iklan. Salah kaprah jika kita berpikir marketing komunikasi adalah iklan. Segala bentuk komunikasi sebuah brand/perusahaan yang berbicara langsung kepada market, disebut marketing communication.
Customer Care yang ramah, satpam yang sopan, staf yang cekatan, adalah komunikasi.
Pakaging yang unik, wraping bag yang lucu, adalah komunikasi.
Merchandise yang layak untuk disimpan (ngga dibikin asal-asalan) , adalah komunikasi.
Direct mail yang dibuat sekreatif mungkin agar dibaca, ngga masuk ke tong sampah, adalah komunikasi.
Instalasi kreatif di jalanan, adalah komunikasi.
Buzz di milis, komunikasi juga.
Masih banyak bentuk lain dari komunikasi.
Ibarat manusia, Berbicara tak harus selalu dengan mulut.
Lirikan mata, gerakan tangan, anggukan kepala, sentakan kaki, itu juga bermakna ‘bicara’.

Sumber : Virtual Consulting-oleh : Iim Fahima Jachja
Foto : pendhowo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar