Jumat, 10 Desember 2010

Word of Mouth, Kalahkan Pengaruh Iklan ATL

Sebuah artikel menarik di Majalah Marketing Mix edisi 11 April-10 Mei 2007 yang ditulis oleh Harry Puspito, Direktur Pengelola MRI, Marketing Research Indonesia, tentang kalahnya pengaruh iklan ATL (TV, radio dan cetak) dibanding medium Word of Mouth (WOM), patut dicermati secara serius bagi pengiklan.
Dalam tulisan ini disebutkan, selama ini media TV adalah media paling mahal yang dianggap paling ‘efektif” dalam menjangkau konsumen karena jangkauannya yang luas dan dalam bentuk audio video yang menarik. Di berbagai media lain, biaya pemasangan lebih murah, namun jangkauan relatif lebih sempit.
Namun, bagaimana jika dilihat dari sisi konsumen?

Pada September 2006, MRI melakukan riset dengan melibatkan 202 responden laki-laki dan perempuan, usia 8 tahun ke atas, kelas sosial ABC+ di Jakarta. Pertanyaan yang diajukan adalah, media apa yang menjadi sumber terbaik untuk mendapatkan informasi berbagai kategori mulai restoran, cafe, mobil baru, komputer, produk perbankan, asuransi, rumah sakit, makanan, hingga produk rumah tangga.
Hasilnya mengejutkan.
Karena ternyata bukan iklan televisi yang menjadi sumber informasi terbaik dan memberi pengaruh terbesar dalam pengambilan keputusan, melainkan WOM. Dari 10 kategori yang ditanyakan, ada 8 kategori yang dianggap konsumen pengaruh terbesarnya muncul dari WOM, bukan iklan ATL. Hanya di satu kategori yaitu mobil baru, pengaruh ATL sangat besar. Hal ini mungkin disebabkan iklan ATL terutama televisi, mampu memperlihatkan visual mobil dengan jelas.

Siapa yang potensial menjadi sumber WOM? Survey menunjukkan, pada hampir semua kategori, sumber WOM adalah wanita. Kecuali pada kategori cafe, mobil, komputer dan asuransi, pria lebih dominan.

Riset ini tentu saja bukan untuk mengabaikan peran iklan ATL, namun sebagai sarana pengingat kepada para pemilik brand agar memberi perhatian lebih kepada penggunaan WOM dalam membangun sebuah brand. Sekaligus juga peluang bagi brand yang merasa kurang mampu bertarung di media televisi karena keterbatasan budget komunikasi atau karena ingin mengefisienkan budget yang dimiliki. Bangunlah sebuah komunitas yang kuat untuk menebarkan WOM. Namun hal yang paling basic, WOM akan tercipta ketika produk yang kita deliver memberi kepuasan kepada penggunanya.
 
Sumber : Iim Fahima Jachja - Virtual Consulting
Foto : tiptrik.info

Tidak ada komentar:

Posting Komentar