Kamis, 25 November 2010

TehBotol Sosro Dinilai Sukses Tangani Kasus Online

JAKARTA (bisnis.com): Strategi komunikasi yang diterapkan oleh manajemen PT Sinar Sosro yang memproduksi tehbotol Sosro dinilai sudah tepat dalam menangani manajemen krisis online karena tidak tergesa-gesa memasukkan kasus tersebut ke ranah hukum.
Nukman Luthfie, CEO Virtual Consulting mengatakan bahwa Sosro merupakan perusahaan yang telah menerapkan managemen krisis online secara baik. “Jadi langkahnya sudah tepat karena tidak tergesa-gesa membawa kasus tersebut ke ranah hukum,” ujarnya dalam seminar Strategi Menghadapi Krisis Managemen di Internet di Jakarta hari ini.

Dalam seminar yang digelar oleh Virtual Consulting itu, tampil juga sebagai pembicara adalah Budiono Darsono, pemimpin redaksi Detik.com dan Ronny Jatnika, Vice Marketing Director PT Sinar Sosro.
Sosro telah menetralisasi kasus tersebut hanya di media online tidak melakukan konferensi pers ke seluruh media sehingga kasus terlokasisasi. “Ini berbeda dengan kasus RS Omni yang membawa ke ranah hukum padahal semestinya bisa diselesaikan dengan strategi Public Relations,” tegas Nukman.
Menurut Nukman, melakukan klarifikasi secara objektif untuk menjaga citra perusahaan, produsen teh botol itu tidak kehilangan kredibilitasnya di mata publik.

Sementara itu, Ronny Jatnika, Vice Marketing Director PT Sinar Sosro mengatakan bahwa pihaknya mengutamakan kalangan internal perusahaan untuk menjelaskan kepada publik mengenai kasus itu. “Jadi semua lini berperan sebagai PR [public relations], dan Presdir langsung turun menangani,” katanya.
Menurut Ronny, perusahaannya tak memiliki divisi PR sehingga divisi marketing dan teknologi berperan besar dalam menangani kasus ini. “Akhirnya kami berdamai, tak sampai ke persoalan hukum. Sebab jika kami menang di pengadilan, di mata publik tetap saja kami rugi karena sebagai pemegang merk yang terpenting adalah menjaga citra bukan kemenangan semata,” tegasnya.
Seperti diketahui produk Sosro diterpa isu bahwa Tehbotol diberitakan sebagai beracun. Isu itu secara cepat beredar melalui Internet.

Upaya penanganannya adalah untuk internal perusahaan presdir membuat memo internal dan menunjuk tim khusus untuk menangani. “Tim khusus menjadi crisis center dan memberikan kewenangan kepada karyawan untuk mereplay email dengan panduan jawaban yang telah disiapkan,” ujarnya.
Untuk eksternal, katanya, membuat pernyataan resmi pada situs Sosro dengan link situs referensi/wikipedia, blog pembuat hoax dan situs berita yang membuat isu tersebut. “Kami secara kontinyu melakukan monitoring media online pada milis, blog, situs, untuk mengetahui trend penyebaran serta perkembangan isu yang terjadi dan opini yang terbentuk.”

Sumber : Lahyanto Nadie, Bisnis Indonesia, Nukman Luthfie (Virtual Consulting)
foto : tidakmenarik.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar